PEMBERIAN TAMBAHAN KALSIUM PADA MASA PERTUMBUHAN
TERHADAP TEBAL TULANG KORTIKAL DAN TRABEKULAR
Kalsium yang merupakan mineral utama penyusun tulang. Apabila
kandungan mineral utama tulang (kalsium) berkurang maka kekuatan tulang menurun
dan tulang akan kehilangan struktur pendukung interna.
Penurunan massa tulang selain diidentifikasi dari kepadatan
tulang, juga dapat diprediksi dari perubahan struktural tulang misalnya
perubahan massa bagian kortikal dan trabekula. Perubahan massa daerah kortikal
dan trabekula berpengaruh terhadap kekuatan tulang karena perbedaan kandungan
mineral yang menentukan fungsi kedua daerah tersebut. Bagian kortikal berfungsi
mekanik sedangkan bagian trabekula adalah metabolik. Trabekula mempunyai
keaktifan metabolik lebih besar yaitu lebih sering terjadi perubahan mineral
dibanding kortikal sehingga mempunyai prediposisi untuk terjadi kekurangan
massa tulang.
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini bertujuan
membuktikan bahwa terdapat perbedaan tebal tulang kortikal dan trabekular
sebagai bagian struktural tulang yang dapat mencerminkan kekuatan tulang oleh
karena pemberian tambahan kalsium pada masa pertumbuhan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah eksprimental laboratoris dengan rancangan separate
pretest – posttest control group design. Penelitian menggunakan hewan coba
tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan usia 1,5 bulan,
dikelompokkan atas 3 kelompok yaitu kelompok pretest, kelompok kalsium dan
kelompok aquadest. Pemberian tambahan kalsium laktat pada kelompok kalium
dilakukan dengan dosis 27 mg/200 gr BB tikus/hari per oral/sonde selama 2
bulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut adalah tabel hasil pengamatan
Kelompok
|
Tebal Trabekula (micron)
|
Tebal Kortikal (micron)
|
Pretest
|
16,3 ± 5,7402
|
5,1 ± 1,8841
|
Kalsium
|
27,4 ± 4,8270
|
22,1 ± 1,2450
|
Posttest (aquadest)
|
35 ± 4,577
|
20,625 ± 2,1360
|
Rerata tebal trabekula kelompok posttest lebih besar dibanding
kelompok kalsium, sedangkan rerata tebal kortikal kelompok kalsium lebih besar
dibanding kelompok posttest. Peningkatan tebal tulang kortikal kelompok kalsium
tidak diikuti oleh peningkatan tebal trabekula kelompok kalsium dibandingkan
kelompok posttest mungkin terjadi karena perbedaan fungsi dan keaktifan
metabolisme pada kedua bagian tersebut.
Setiap jenis tulang terdiri atas bagian kortikal dan trabekula
yang mempunyai proporsi tertentu tergantung jenis tulang. Terdapat perbedaan
nyata antara daerah kortikal dan trabekula tulang yaitu pada kortikal 80%
hingga 90% volumenya termineralisasi. Pada trabekula tulang volume yang
termineralisasi hanya 20% karena sebagian besar terdiri atas sumsum yang
mengandung lemak/dan atau jaringan hematopoetik.
Tulang yang banyak tersusun atas tulang trabekula berarti
mempunyai permukaan tulang dan keaktifan metabolik yang lebih besar dibanding
dengan tulang kortikal. Oleh karena itu tulang trabekula lebih sering mengalami
perubahan mineral sehingga mempunyai predisposisi untuk terjadinya kekurangan massa
tulang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk terjadinya kalsifikasi
tulang antara lain adalah tersedianya mineral penyusun hidroksiapatit, struktur
kolagen yang memungkinkan terjadinya deposisi kalsium dan mineral lainnya pada
matriks tulang, adanya protein non kolagen yang mempunyai afinitas mengikat
kalsium dan eliminasi bahan penghambat kalsifikasi. Kolagen adalah matrik
ekstraseluler tulang yang diproduksi osteoblas dan berfungsi sebagai tempat
deposisi hidroksiapatit.
Proses mineralisasi merupakan salah satu fase penting pembentukan
tulang sebab proses mineralisasi menghasilkan hidroksiapatit yang menyusun 95%
mineral tulang. Hidroksiapatit tersusun atas kalsium yang merupakan komponen
terbesar, fosfat dan ion hidroksi. Latar belakang diet pada hewan muda akan berpengaruh
terhadap deposisi mineral tulang. Binatang yang tidak mendapat kalsium dalam
makanan akan menunjukkan adanya peningkatan tebal tulang trabekula dan
penurunan tebal tulang kortikal dibanding binatang yang terus menerus mendapatkan
makanan dengan kalsium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons tebal kortikal kelompok
yang mendapat tambahan kalsium lebih besar dibanding kelompok posttest.
Sedangkan respons tebal trabekula kelompok posttest didapatkan lebih besar
dibandingkan kelompok tambahan kalsium. Hal ini mungkin disebabkan karena
perbedaan fungsi bagian kortikal dan trabekula, yaitu bagian kortikal berfungsi
mekanis sedangkan bagian trabekula bersifat metabolik.
KESIMPULAN
1. Terdapat perbedaan respons pemberian tambahan kalsium pada masa
pertumbuhan terhadap tebal tulang trabekula antara kelompok kalsium dan
kelompok posttest (aquadest).
2. Tidak terdapat perbedaan respons pemberian tambahan kalsium pada
masa pertumbuhan terhadap tebal tulang kortikal antara kelompok kalsium dan
kelompok posttest (aquadest).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/pemberian%20tambahan%20kalsium.pdf
SOAL !
Mengapa bisa terjadi perbedaan respons pemberian kalsium antara
tulang kortikal dan tulang trabekula? Tulang manakah yang lebih merespons
terhadap perlakuan pemberian tambahan kalsium?
JAWAB :
Karena ada perbedaan fungsi bagian kortikal dan trabekula, yaitu
bagian kortikal berfungsi mekanis sedangkan bagian trabekula bersifat
metabolik. Yang lebih merespons terhadap perlakuan pemberian tambahan kalsium
adalah tulang kortikal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar