Jumat, 20 April 2012

Pemberian Tambahan Kalsium pada Masa Pertumbuhan terhadap Tebal Tulang Kortikal dan Trabekular



PEMBERIAN TAMBAHAN KALSIUM PADA MASA PERTUMBUHAN TERHADAP TEBAL TULANG KORTIKAL DAN TRABEKULAR

Kalsium yang merupakan mineral utama penyusun tulang. Apabila kandungan mineral utama tulang (kalsium) berkurang maka kekuatan tulang menurun dan tulang akan kehilangan struktur pendukung interna.
Penurunan massa tulang selain diidentifikasi dari kepadatan tulang, juga dapat diprediksi dari perubahan struktural tulang misalnya perubahan massa bagian kortikal dan trabekula. Perubahan massa daerah kortikal dan trabekula berpengaruh terhadap kekuatan tulang karena perbedaan kandungan mineral yang menentukan fungsi kedua daerah tersebut. Bagian kortikal berfungsi mekanik sedangkan bagian trabekula adalah metabolik. Trabekula mempunyai keaktifan metabolik lebih besar yaitu lebih sering terjadi perubahan mineral dibanding kortikal sehingga mempunyai prediposisi untuk terjadi kekurangan massa tulang.
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa terdapat perbedaan tebal tulang kortikal dan trabekular sebagai bagian struktural tulang yang dapat mencerminkan kekuatan tulang oleh karena pemberian tambahan kalsium pada masa pertumbuhan.


METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah eksprimental laboratoris dengan rancangan separate pretest – posttest control group design. Penelitian menggunakan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan usia 1,5 bulan, dikelompokkan atas 3 kelompok yaitu kelompok pretest, kelompok kalsium dan kelompok aquadest. Pemberian tambahan kalsium laktat pada kelompok kalium dilakukan dengan dosis 27 mg/200 gr BB tikus/hari per oral/sonde selama 2 bulan.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut adalah tabel hasil pengamatan
Kelompok
Tebal Trabekula (micron)
Tebal Kortikal (micron)
Pretest
16,3 ± 5,7402
5,1 ± 1,8841
Kalsium
27,4 ± 4,8270
22,1 ± 1,2450
Posttest (aquadest)
35 ± 4,577
20,625 ± 2,1360

Rerata tebal trabekula kelompok posttest lebih besar dibanding kelompok kalsium, sedangkan rerata tebal kortikal kelompok kalsium lebih besar dibanding kelompok posttest. Peningkatan tebal tulang kortikal kelompok kalsium tidak diikuti oleh peningkatan tebal trabekula kelompok kalsium dibandingkan kelompok posttest mungkin terjadi karena perbedaan fungsi dan keaktifan metabolisme pada kedua bagian tersebut.
Setiap jenis tulang terdiri atas bagian kortikal dan trabekula yang mempunyai proporsi tertentu tergantung jenis tulang. Terdapat perbedaan nyata antara daerah kortikal dan trabekula tulang yaitu pada kortikal 80% hingga 90% volumenya termineralisasi. Pada trabekula tulang volume yang termineralisasi hanya 20% karena sebagian besar terdiri atas sumsum yang mengandung lemak/dan atau jaringan hematopoetik.
Tulang yang banyak tersusun atas tulang trabekula berarti mempunyai permukaan tulang dan keaktifan metabolik yang lebih besar dibanding dengan tulang kortikal. Oleh karena itu tulang trabekula lebih sering mengalami perubahan mineral sehingga mempunyai predisposisi untuk terjadinya kekurangan massa tulang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk terjadinya kalsifikasi tulang antara lain adalah tersedianya mineral penyusun hidroksiapatit, struktur kolagen yang memungkinkan terjadinya deposisi kalsium dan mineral lainnya pada matriks tulang, adanya protein non kolagen yang mempunyai afinitas mengikat kalsium dan eliminasi bahan penghambat kalsifikasi. Kolagen adalah matrik ekstraseluler tulang yang diproduksi osteoblas dan berfungsi sebagai tempat deposisi hidroksiapatit.
Proses mineralisasi merupakan salah satu fase penting pembentukan tulang sebab proses mineralisasi menghasilkan hidroksiapatit yang menyusun 95% mineral tulang. Hidroksiapatit tersusun atas kalsium yang merupakan komponen terbesar, fosfat dan ion hidroksi. Latar belakang diet pada hewan muda akan berpengaruh terhadap deposisi mineral tulang. Binatang yang tidak mendapat kalsium dalam makanan akan menunjukkan adanya peningkatan tebal tulang trabekula dan penurunan tebal tulang kortikal dibanding binatang yang terus menerus mendapatkan makanan dengan kalsium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons tebal kortikal kelompok yang mendapat tambahan kalsium lebih besar dibanding kelompok posttest. Sedangkan respons tebal trabekula kelompok posttest didapatkan lebih besar dibandingkan kelompok tambahan kalsium. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan fungsi bagian kortikal dan trabekula, yaitu bagian kortikal berfungsi mekanis sedangkan bagian trabekula bersifat metabolik.


KESIMPULAN

1.  Terdapat perbedaan respons pemberian tambahan kalsium pada masa pertumbuhan terhadap tebal tulang trabekula antara kelompok kalsium dan kelompok posttest (aquadest).
2.  Tidak terdapat perbedaan respons pemberian tambahan kalsium pada masa pertumbuhan terhadap tebal tulang kortikal antara kelompok kalsium dan kelompok posttest (aquadest).


DAFTAR PUSTAKA
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/pemberian%20tambahan%20kalsium.pdf


SOAL !
Mengapa bisa terjadi perbedaan respons pemberian kalsium antara tulang kortikal dan tulang trabekula? Tulang manakah yang lebih merespons terhadap perlakuan pemberian tambahan kalsium?

JAWAB :
Karena ada perbedaan fungsi bagian kortikal dan trabekula, yaitu bagian kortikal berfungsi mekanis sedangkan bagian trabekula bersifat metabolik. Yang lebih merespons terhadap perlakuan pemberian tambahan kalsium adalah tulang kortikal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar